Sektor pertanian merupakan sektor unik dan mempunyai ciri khas tersendiri dalam struktur perekonomian di wilayah Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.
Sektor ini relatif tidak mendapat perhatian serius dalam aksi pembangunan. Mulai dari proteksi, kredit, hingga kebijakan lain tidak satupun yang menguntungkan.
Dalam struktur perekonomian Kabupaten Malang, Sektor Pertanian masih mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi.
Dilihat dari kontribusinya dalam pembentuan Produk Domestik regional Bruto pada tahun 2011, sektor ini menyumbang sekitar 30% atau menempati urutan pertama. Daya serap Sektor Pertanian terhadap kesempatan kerja di Kabupaten Malang juga dominan dibandingkan dengan sektor lainnya.
Pada tahun 2011, jumlah lahan tanah sawah di Kecamatan Sumberpucung seluas 3.878,00 ha dengan rincian sebagaimana pada tabel 1 dan tabel 2.
Produksi padi di Kecamatan Sumberpucung mengalami peningkatan tipis dari 15.326 kwintal, yang berarti meningkat sebesar 1,56 %.
Luas Lahan Sawah di Desa/ Kelurahan
Nama Desa/ Kelurahan
|
Luas Lahan Sawah (Ha)
|
Berpengairan diusahakan
|
Tdk berpengairan diusahakan
|
Sementara tdk diusahakan
|
Lahan Tidur/ tdk diusahakan
|
Jumlah
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
1.Karangkates
|
192,50
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
192,50
|
2.Sumberpucung
|
307,80
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
307,80
|
3. Jatiguwi
|
297,70
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
297,70
|
4. Sambigede
|
2.190,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
2.190,00
|
5. Senggreng
|
341,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
341,00
|
6. Ternyang
|
334,80
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
334,80
|
7. Ngebruk
|
213,70
|
0,00
|
0,50
|
0,00
|
214,20
|
2011
|
3.877,50
|
0,00
|
0,50
|
0,00
|
3.878,00
|
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari setiap desa memeliki luas lahan yang berbeda. Ada 4 kriteria yang dalam mengukur luas lahan tersebut, yaitu lahan yang berpengairan diusahakan, lahan yang tidak berpengairan diusahakan, lahan yang sementara tidak diusahakan dan lahan tidur atau lahan yang tidak diusahakan.
Dapat dilihat bahwa dari Desa Karangkates, Sumberpucung, Jatiguwi, Sambigede, Senggreng dan Ternyang memperlihatkan bahwa dari desa- desa tersebut tidak ada lahan yang tidak berpengairan yang diusahakan dan tidak adanya lahan tidur atau yang tidak diusahakan.
Hanya desa Ngebruk yang mempunyai luas lahan sementara yang tidak diusahakan itupun hanya seluas 0,5 Ha.Untuk lahan yang berpengairan diusahakan luas lahan tiap desanya berbeda- beda, yaitu Karangkates 192,50 Ha, Sumberpucung 307,80 Ha, Jatiguwi 297,70 Ha, Sambigede 2.190,00 Ha, Senggreng 341,00 Ha, Ternyang 334,80 Ha dan Ngebruk 213,70. Dengan demikian jumlah keseluruhan luas lahan berpengairan yang diusahakan pada tahun 2011 yaitu 3,877,50 Ha, desa yang paling luas yaitu Desa Sambigede dengan luas 2,190,00 Ha sedangkan desa yang mempunyai luas paling kecil yaitu Karangkates dengan luas 192,50 Ha.
Jumlah luas lahan yang tdk berpengairan diusahakan dan lahan tidur atau tidak diusahakan adalah nol (tidak ada).
Luas Lahan Kering Di Desa/Kelurahan
Nama Desa/Kelurahan
|
Permukiman/Pekarangan
|
Bangunan Industri
|
Tegal/Kebun
|
Perkebunan
|
Padang Rumput
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
Karangkates
|
51,20
|
0,00
|
39,20
|
0,00
|
0,00
|
Sumberpucung
|
88,40
|
0,00
|
171,20
|
0,00
|
0,00
|
Jatiguwi
|
55,90
|
0,00
|
34,90
|
0,00
|
0,00
|
Sambigede
|
42,20
|
0,00
|
15,40
|
0,00
|
0,00
|
Senggreng
|
84,10
|
0,00
|
123,50
|
0,00
|
0,00
|
Ternyang
|
40,60
|
0,00
|
28,30
|
0,00
|
0,00
|
Ngebruk
|
67,90
|
0,00
|
49,00
|
0,00
|
0,00
|
2011
|
430,30
|
0,00
|
461,50
|
0,00
|
0,00
|
Nama Desa/Kelurahan
|
Rawa
|
Tambak
|
Hutan
|
Lainnya
|
Jumlah
|
(1)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
(10)
|
(11)
|
Karangkates
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
473,80
|
564,20
|
Sumberpucung
|
0,00
|
0,00
|
2,00
|
40,00
|
301,60
|
Jatiguwi
|
0,00
|
0,00
|
5,00
|
65,60
|
161,40
|
Sambigede
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
19,40
|
77,00
|
Senggreng
|
3,00
|
0,00
|
2,00
|
30,90
|
243,50
|
Ternyang
|
0,00
|
0,00
|
4,00
|
61,50
|
134,40
|
Ngebruk
|
0,00
|
0,00
|
125,25
|
47,40
|
289,55
|
2011
|
3,00
|
0,00
|
138,25
|
738,60
|
1.771,65
|
Berdasarkan data yang didapat pada kecamatan sumberpucung terdapat enam desa/kelurahan yang masing-masing terdapat beberapa lahan kering, dengan luas sebagai berikut.
Pada tahun 2011 luas permukiman/pekarangan di desa Karangkates adalah seluas 51,20 ha, luas tegalan/kebun seluas 39,20 ha, dan luas lahan kering lainnya yaitu 473,80 ha. Di desa Karangkates ini tidak terdapat bangunan industri, perkebunan, maupun hutan. Di desa Sumberpucung sendiri terdapat permukiman/pekarangan dengan luas 88,40 ha, kemudian luas tegalan/kebun yaitu 171,20 ha, dan luas lahan kering lainnya seluas 40,00 ha.
Berbeda dengan desa Karangkates, pada desa Sumberpucung ini terdapat hutan dengan luas 2,00 ha, namun di desa ini juga tidak terdapat bangunan lahan untuk bangunan industri dan perkebunan. Desa selanjutnya yaitu desa Jatiguwi, di desa ini luas lahan permukiman/pekarangan yaitu 55,90 ha, luas tegalan/kebun yaitu 34,90 ha, luas hutan yang ada yaitu 5,00 ha, dan luas lahan lainnya yaitu 65,60 ha. Di desa ini juga tidak terdapat lahan untuk bangunan industri perkebunan.
Untuk desa Sambigede memiliki luas permukiman/pekarangan 42,20 ha, luas tegalan/kebun 15,40 ha, dan luas lahan lainnya 19,40 ha. Desa ini tidak memiliki terdapat hutan, lahan untuk bangunan industri, dan perkebunan. Di desa Senggreng luas permukiman/pekarangannya yaitu 3,00 ha, luas tegalan/kebun 123,50 ha dan luas lahan lainnya 30,90 ha.
Untuk luas hutan desa Senggreng yaitu 2,00 ha. Lain lagi dengan desa-desa yang disebut diatas desa ini terdapat rawa dengan luas 3,00 ha, tetapi di desa ini juga tidak terdapat lahan untuk bangunan industri dan perkebunan. Kemudian pada desa Ternyang luas permukiman /pekarangan yaitu 40,60 ha, luas tegalan/kebun 28,30 ha, luas hutan 4,00 ha dan luas lahan lainnya yaitu 61,50 ha. Desa yang terakhir yaitu desa Ngebruk.
Desa ini memiliki luas permukiman/pekarangan seluas 67,90 ha, luas tegalan/kebun yaitu49,00 ha, dan luas lahan lainnya sebesar 47.40 ha. Desa Ngebruk ini merupakan desa yang memiliki hutan paling luas di banding dengan desa-desa yang tersebut diatas. Luas hutan pada desa Ngebruk yaitu 125,25 ha.
Produksi Padi dan Palawija menurut Jenisnya (Ton)
Jenis Tanaman
|
2009
|
2010
|
2011
|
Padi
a. Padi Sawah
b. Padi Ladang
|
16.169,00
16.169,00
0,00
|
15.326,00
15.326,00
0,00
|
15.564,38
15.564,38
0,00
|
Jagung
a. Jagung Sawah
b. Jagung Ladang
|
5.468,00
5.468,00
0,00
|
4.084,00
3.657,00
427,00
|
5.339,69
5130,99
208,70
|
Kedelai
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Kacang Tanah
|
24,00
|
16,00
|
14,00
|
Kacang Hijau
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Ubi Kayu
|
1.905,00
|
737,00
|
1.194,13
|
Ubi jalar
|
23,00
|
123,00
|
106,00
|
Produksi komoditas padi dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup besar, sedangkan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami pengingkatan sebesar 238,38 ton, dan produksi ini hanya dihasilkan dari padi sawah.
Sama halnya terjadi penurunan kemudian peningkatan pada komoditas jagung, yaitu masing-masing sebesar 1384 ton dan 1255,69 ton, hanya saja pada komoditas jagung, produksi dihasilkan oleh jagung sawah (tahun 2009) jagung sawah dan lading (tahun 2010 dan 2011). Tetapi jagung sawah memiliki produksi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jadung ladang.
Setiap tahunnya kedelai dan kacang hijau tidak mampu berproduksi di Kecamatan Sumberpucung ini. Pada komoditas kacang tanah terjadi penunuran setiap tahunnya yaitu sebesar, 8 ton dan 2 ton. Sama halnya dengan padi dan jagung, ubi kayu mengalami penurunan produksi dari tahun 2009 ke tahun 2010, dan peningkatan dari 2010 ke 2011, yaitu sebesar 1168 ton, dan 457,13 ton. Sedangkan komoditas ubi jalar mengalami peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2010 dan penurunan pada tahun 2010 ke 2011, sebesar 100 ton dan 17 ton.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap komoditas tanaman di Sumberpucung yang mengalami penuruanan dan peningkatan produksi, lebih besar hasil penurunan daripada peningkatan, kecuali pada ubi jalar. Dan tanaman sawah lebih mampu berproduksi daripada tanaman ladang.
Banyaknya Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Tanaman Perkebunan (Kwintal)
Jenis Tanaman
|
2009
|
2010
|
2011
|
Cengkeh
|
31,20
|
30,00
|
32,40
|
Kakao / coklat
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Kapok randu
|
165,00
|
140,00
|
140,00
|
Kelapa
|
1.764,00
|
1.760,00
|
2.312,80
|
Kopi
|
750,00
|
750,00
|
525,00
|
Tebu
|
356.288,00
|
165.550,00
|
442.400,00
|
Tembakau
|
3.375,00
|
2.030,00
|
2.159,00
|
Vanilli
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
Dari tabel banyak tanaman yang menghasilkan dan produksi tanaman perkebunan kecamatan Sumberpucung pada tahun 2012 di atas, diperoleh kesimpulan bahwa tanaman tebu menduduki produksi tanaman perkebunan tertinggi, hal ini terlihat pada tahun 2009 berjumlah 356.288,00 kwintal, tahun 2010 berjumlah 165.550,00 kwintal, dan pada tahun 2011 berjumlah 442.400,00 kwintal.
Sedangkan tanaman yang menduduki hasil produksi terendah yaitu tanaman kakao/coklat dan vanilli, dapat dilihat pada tabel tahun 2009 sampai tahun 2011 tanaman kakao/coklat dan vanilli masing-masing berjumlah 0,00 kwintal (tidak ada produksi coklat di Sumberpucung).
Banyaknya Tanaman Yang Menghasilkan dan Produksi Tanam Hutan Rakyat (Kwintal)
Jenis Tanaman
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
1.Akasia
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
2. Mindi
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
3. Jati
|
13,87
|
1.410,77
|
0,00
|
77,98
|
4. Mahoni
|
18,65
|
1.442,52
|
0,00
|
0,00
|
5. Sengon
|
0,00
|
0,00
|
200,76
|
200,76
|
6. Sono Keling
|
0,00
|
39,04
|
0,00
|
4,54
|
Tabel di atas menjelaskan mengenai banyaknya tanaman yang menghasilkan dan produksi tanam hutan rakyat.
Dari data tersebut dari tahun 2008 sampai 2011 tidak adanya produksi tanaman akasia dan mindi, sedangkan tanaman jati meningkat drastis pada tahun 2009 yang mula- mulanya pada tahun 2008 yaitu 13,87 kwintal menjadi 1.410,77 kwintal sedangkan mengalami penurunan yang drastis pula pada tahun 2010 sampai tidak adanya tanaman jati, lalu meningkat menjadi 77,98 kwintal pada tahun 2011.
Untuk tanaman mahoni juga mengalami peningkatan yang cukup drastis pada tahun 2008 yaitu 18,65 kwintal menjadi 1.442,52 pada tahun 2009 namun tahun 2010 sampai 2009 menurun drastis bahkan sampai tidak adanya pohon mahoni. Tanaman sengon pada tahun 2008 dan 2009 belum ada produksi namun pada tahun 2010 mulai ada produksi sebesar 200,76 kwintal sampai tahun 2011. Sedangkan tanaman sono keling yang awalnya tidak ada produksi tanaman tersebut pada tahun 2008 menjadi 39,04 kwintal pada tahun 2009 namun menurun lagi kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi 4,54 kwintal.